Entah apa alasan utama Research In Motion (RIM) langsung memboyong tablet BlackBerry PlayBook ke Indonesia tak lama setelah dilncurkan secara resmi di AS dan Kanada. Sebuah bus yang secara khusus didesain sebagai ruang pamer untuk tablet terbaru keluaran RIM tersebut menyambangi Jakarta, Senin (25/4/2011) lalu, hanya sehari saja.
Managing Director RIM Asia Tenggara Gregory Wade secara khusus datang dari Singapura hanya untuk membocorkan keunggulan BlackBerry PlayBook. Tidak dalam rangka peluncuran tapi hanya menunjukkan keandalannya saja.
"PlayBook ini multi proses, multi tugas, ultra tipis, enterprise-ready, dan professional grade tablet," ujar Gregory Wade. Tablet berlyara 7 inci ini dilengkapi prosesor dual core 1 Ghz, memori 1 GB RAM, dan symmetric multi processing.
Namun, masyarakat Indonesia harus sedikit bersabar, karena tablet ini belum tersedia di Indonesia. BlackBerry PlayBook ini baru diluncurkan di Kanada dan Amerika Serikat pada awal April 2011.
"Ya, kami sedang bekerja keras supaya dapat launching secepatnya," katanya saat ditanya tentang kapan peluncuran PlayBook di Indonesia. Namun, ia menekankan bahwa Indonesia merupakan pasar potensial bagi RIM.
Produk anyar RIM ini baru tersedia untuk model WiFi dengan harga 499 dollar AS per unit untuk model berkapasitas memori 16 GB. Sementara itu untuk kapasitas 32 GB seharga 599 dollar AS dan 699 dollar AS untuk model berkapasitas memori 64 GB.
Gregory Wade cukup yakin BlackBerry PlayBook dapat bersaing dengan tablet-tablet lain. "PlayBook memiliki sense komunitas dan sense koneksi yang kuat," katanya. Hal itulah yang membuatnya punya optimisme PlayBook bisa sesukses BlackBerry di Indonesia.
"Inilah yang jadi kelebihan Playbook. Banyak web di luar sana yang memakai Flash. Playbook menawarkan pengalaman berselancar dengan dukungan Flash yang memuaskan," jelasnya.
Di luar soal akses internet, Playbook juga menawarkan sinkronisasi dengan smartphone BlackBerry lewat bluetooth. Meski tak dilengkapi akses ke jaringan seluler langsung, dengan koneksi ini, pengguna bisa membuka email dan membuka data yang ada di telepon genggamnya langsung di tablet tersebut.
Ia juga sempat menunjukkan bahwa dengan koneksi bluetooth, PlayBook juga bisa digunakan untuk chatting di Blackberry Messenger. "Semua kontak di Playbook sama dengan yang ada di smartphone Blackberry yang dimiliki pengguna," kata Gregory Wade.
Lewat sinkronisasi itu, pengguna smartphone BlackBerry seperti menemukan soulmate-nya. Dengan dukungan PlayBook, pengguna kini bisa chatting di layar yang lebih besar tanpa takut jari sakit karena harus memencet keypad terlalu lama.
Soal akses internet dan sinkronisasi tersebut, PlayBook mungkin sudah memenuhi harapan. Apalagi dengan dukungan kamera depan dan kamera belakang yang bisa digunakan untuk merekam video HD, Playbook tambah menyenangkan.
Tapi soal konten, Playbook sepertinya masih kurang. Sejauh ini, untuk konten lokal, baru Kompas yang ada. Saat ditanya, Wade memang menunjukkan beberapa e-reader dan buku yang bisa diakses lewat Kobo, namun ia tak menyinggung adanya konten lokal lain yang bisa dinikmati.
Meski demikian, bagi penggemar multitasking, PlayBook cukup memuaskan. Dengan PlayBook, pengguna bisa main game seperti Need for Speed sambil mendengarkan musik sekaligus.
Keterangan : terdapat kalimat penalaran hipotesa dan teori. Hipotesa dalam artikel ini adalah blackberry playbook dapat bersaing dengan tablet-tablet lain. Sedangkan teori yang dipakai sehingga tercapai hipotesa tersebut adalah PlayBook memiliki sense komunitas dan sense koneksi yang kuat.
Sumber : kompas.com
0 comment:
Posting Komentar